Foto : Presiden AS Barack Obama (Sky News) |
Ulugbek Kodirov juga didakwa atas kasus kepemilikan senjata tanpa izin. Kodirov mendapatkan senjata itu dari seorang yang bukan merupakan warga AS.
Pria berusia 22 tahun itu masuk ke AS dengan menggunakan visa pelajar pada 2009 lalu, namun setelah masa tahanannya berakhir Kodirov akan dideportasi. Visa pelajar milik Kodirov pun dicabut pada 2010 karena pria itu gagal memasuki sekolah, meski demikian Kodirov tidak meninggalkan Negeri Paman Sam.
"Akhir dari kasus ini cukup mengesankan, tidak ada korban dalam kasus itu dan Kodirov dipenjara lebih dari 15 tahun," ujar seorang pengacara Joyce White Vance, seperti dikutip AFP, Sabtu (14/7/2012).
Kodirov mengaku, dirinya menjalin kontak dengan anggota kelompok militan di Uzbekistan yang menamakan dirinya "Emir." Emir merupakan salah seorang yang memerintahkan Kodirov untuk membunuh Obama. Kementerian Luar Negeri AS juga memasukkan sejumlah gerakan-gerakan militan Uzbekistan ke dalam daftar kelompok teroris.
"Kasus ini menunjukkan adanya ancaman dari kelompok militan terhadap AS. Penegak hukum juga akan diuji untuk bekerja sama, guna melumpuhkan plot pembunuhan ini," Asisten Jaksa Agung AS Lisa Monaco.
Tepat pada Jumat kemarin, Ibu Negara AS Michelle Obama juga mendapat ancaman kematian dari seorang anggota kepolisian. Namun agen Secret Service berhasil menangkap tersangka yang melontarkan ancaman itu. Pihak Gedung Putih juga belum berkomentar mengenai insiden tersebut.
No comments:
Post a Comment