Apakah perbedaan cinta dan nafsu? Jawabannya bisa ditemukan dari bagian
otak mana yang diaktifkan. Untuk pertama kalinya para ilmuwan
mengidentifikasi bagian otak yang dirangsang oleh perasaan cinta dan
nafsu.
Penelitian yang diterbitkan Rabu (20/6) di Journal of Sexual Medicine menganalisa sekitar 20 penelitian yang berhubungan dengan efek dari seks dan cinta di dalam tubuh.
Penelitian juga meliputi scan otak manusia yang melihat foto erotis, foto orang lain yang berhubungan dengan mereka, makanan, dan pemicu kesenangan lainnya.
Menurut peneliti, dua bagian otak yakni insula dan striatum adalah yang bertanggung jawab untuk melacak di mana nafsu seksual berkembang hingga menimbulkan perasaan cinta.
Nafsu memicu bagian otak yang mengontrol perasaan menyenangkan, yang berhubungan dengan seks dan makanan. Tetapi cinta memicu bagian otak yang berhubungan dengan kebiasaan.
"Kami menetapkan bahasa yang berbeda untuk mencintai dan hasrat seksual dan kecanduan," kata Profesor Psikologi dari Concordia University di Montreal, Jim Pfaus, yang juga pemimpin penulis penelitian ini.
"Tetapi sungguh, mereka semua diproses di tempat yang sama. Ketika kita melihatnya, istilah cinta pada pandangan pertama mungkin tidak benar. Orang itu memiliki hasrat," jelasnya.
Otak memperlakukan cinta seperti sebuah kebiasaan yang terbentuk dari waktu ke waktu. Jadi setelah nafsu, mungkin datanglah cinta. Dan perasaan cinta bergerak dari bagian otak yang berbeda yang memproses kebiasaan dan pola imbalan.
Ini menggambarkan, cinta sebagai kebiasaan yang terbentuk ketika hasrat seksual dihargai. Mekanisme otak ini melibatkan monogami dan koneksi di dalam bermacam-macam hubungan.
"Perubahan dari nafsu menjadi cinta adalah mekanisme ikatan di dalam berhubungan".
Bagian otak yang dipicu kegiatan yang menyenangkan seperti makanan yang enak dan seks juga diaktifkan nafsu seksual. Dan bagian yang terlibat dalam proses cinta juga berhubungan dengan kecanduan obat.(ABCNews/nzherald/MEL)
Penelitian yang diterbitkan Rabu (20/6) di Journal of Sexual Medicine menganalisa sekitar 20 penelitian yang berhubungan dengan efek dari seks dan cinta di dalam tubuh.
Penelitian juga meliputi scan otak manusia yang melihat foto erotis, foto orang lain yang berhubungan dengan mereka, makanan, dan pemicu kesenangan lainnya.
Menurut peneliti, dua bagian otak yakni insula dan striatum adalah yang bertanggung jawab untuk melacak di mana nafsu seksual berkembang hingga menimbulkan perasaan cinta.
Nafsu memicu bagian otak yang mengontrol perasaan menyenangkan, yang berhubungan dengan seks dan makanan. Tetapi cinta memicu bagian otak yang berhubungan dengan kebiasaan.
"Kami menetapkan bahasa yang berbeda untuk mencintai dan hasrat seksual dan kecanduan," kata Profesor Psikologi dari Concordia University di Montreal, Jim Pfaus, yang juga pemimpin penulis penelitian ini.
"Tetapi sungguh, mereka semua diproses di tempat yang sama. Ketika kita melihatnya, istilah cinta pada pandangan pertama mungkin tidak benar. Orang itu memiliki hasrat," jelasnya.
Otak memperlakukan cinta seperti sebuah kebiasaan yang terbentuk dari waktu ke waktu. Jadi setelah nafsu, mungkin datanglah cinta. Dan perasaan cinta bergerak dari bagian otak yang berbeda yang memproses kebiasaan dan pola imbalan.
Ini menggambarkan, cinta sebagai kebiasaan yang terbentuk ketika hasrat seksual dihargai. Mekanisme otak ini melibatkan monogami dan koneksi di dalam bermacam-macam hubungan.
"Perubahan dari nafsu menjadi cinta adalah mekanisme ikatan di dalam berhubungan".
Bagian otak yang dipicu kegiatan yang menyenangkan seperti makanan yang enak dan seks juga diaktifkan nafsu seksual. Dan bagian yang terlibat dalam proses cinta juga berhubungan dengan kecanduan obat.(ABCNews/nzherald/MEL)
No comments:
Post a Comment