7.7.12

FAKTOR TEKNIS YANG MEMPENGARUHI MUTU JARINGAN KABEL TELEPON

 FAKTOR TEKNIS YANG MEMPENGARUHI
MUTU JARINGAN KABEL TELEPON



 
Sejalan dengan perkembangan jaman, kebutuhan manusia semakin meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya. Pesawat telepon yang dulunya dapat dibilang sebagai kebutuhan tersier lambat laun dapat dipandang sebagai kebutuhan primer. Demikian pula dengan kualitasnya, semakin lama pelanggan telpon kritis terhadap mutu layanan, menuntut kualitas suara dan layanan memuaskan. Telkom sebagai penyedia layanan telekomunikasi dituntut bekerja keras untuk memuaskan pelanggannnya. Berbicara mengenai kualitas layanan tidak dapat dipisahkan dengan jaringan kabel yang digelar. Jaringan kabel jelek dijamin kualitas layanannya juga akan jelek terlebih lagi untuk layanan komunikasi data yang saat ini berkembang pesat permintaannya di samping layanan telepon. Tantangan baru buat Telkom apakah jaringan eksisting Telkom yang sebenarnya hanya diperuntukan buat layanan telpon cukup memadai untuk digunakan layanan data. Secara teoritis dan praktis jaringan kabel tersebut sudah cukup memadai sejauh kualitas kabel yang digunakan benar-benar terjamin mutunya.
Berikut dijabarkan beberapa faktor teknis yang mempengaruhi mutu jaringan kabel telepon sekaligus akan dijabarkan pula beberapa parameter pengukuran dan spesifikasinya.  

Parameter Ukur dan Faktor Penyebab Gangguan

Parameter-parameter ukur yang biasa digunakan untuk menilai kualitas jaringan kabel  adalah sebagai berikut :
  1. Loop resistance
  2. Crosstalk
  3. Balance
  4. Redaman
  5. Tahanan isolasi
  6. Power influence
  7. Circuit loss
  8. Loop current
 Apabila nilai ukur parameter-parameter tersebut tidak sesuai dengan nilai spesifikasi yang seharusnya dapat mengakibatkan terjadinya suatu gangguan layanan ke pelanggan. Nilai parameter bisa jatuh karena disebabkan berbagai macam sebab. Berikut penyebab-penyebab gangguan untuk masing-masing parameter pengukuran. 
Parameter
 
Kondisi Baik
Penyebab Gangguan
Loop resistance (Ohm/Km)
< 300 (0,4 mm)
< 130 (0,6 mm)
< 73 (0,8 mm)
  •     Panjang loop terlalu panjang
  •     Ukuran konduktor yang salah
  •     Penyambungan kabel yang tidak benar
  •     Tidak seimbangnya resistansi sebuah loop yang disebabkan oleh sambungan yang jelek
  •      Kabel basah
  •      Pencabangan
  •      Adanya serangga atau kotoran binatang ataupun air di dalam closure atau terminal (rumah kabel atau DP box)
Crosstalk (dB/Km)
< 65 (NEXT)
< 75 (FEXT)
  •    Isolasi urat kabel rusak karena umur pakai yang sudah lama, instalasi yang salah.
  •      Isolasi urat kabel yang terlalu tipis.
Balance (dB)
³ 60
  •      Sambungan rusak/jelek
  •      Air masuk kabel
  •      Bounding dan grounding yang jelek
  •    Sambungan  dalam konektor kendor atau konektor tidak baik
  •      Pelindung kabel (shield) rusak.
Redaman (dB/Km)
3,45 (0,4 mm)
1,82 (0,6 mm)
1,28 (0,8 mm)
  •     Penyambungan kabel yang tidak benar atau sambungan rusak.
  •    Konduktor yang sudah rusak karena umur pakai yang sudah lama.
  •      Kabel basah/terendam air.
  •    Sambungan  dalam konektor kendor atau konektor tidak baik
  •     Terjadi sambungan non-homogen
Tahanan isolasi (Mohm.km)
> 1000
  •    Isolasi urat kabel yang rusak karena kesalahan instalasi atau bahan isolasi yang tidak bagus
  •      Kabel basah
Power influence (dBrnC)
£ 80
  •       Induksi kabel listrik
  •       Bounding dan grounding yang jelek
  •       Rusaknya shield/pelindung kabel
  •    Terbuka/rusaknya bonding                didalam closure.
Circuit loss (dBm)
£ 8,5
  •       Resistansi konduktor terlalu besar
  •       Insulation loss
  •       Pencabangan terlalu banyak
  •       Pembebanan yang tidak benar
Circuit noise (dBrnC)
£ 20
  •       Resistansi yang tidak seimbang
  •       Kabel basah
  •       Induksi dari kabel listrik
  •       Pair rusak
  •       Bounding dan grounding yang jelek  
Loop current (mA)
> 23
  •      Hubungan pendek (short)
  •      Grounds
  •    Cross atau loop resistance              pada jaringan tersebut terlalu besar
  •      Pair rusak
  •      Panjang loop lebih dari yang di desain
 

Alat Ukur dan Metode Pengukuran

Salah satu buku referensi yang dapat dijadikan acuan didalam melakukan pengukuran parameter elektris jaringan kabel beserta alat ukur yang digunakan adalah buku ‘Panduan pengukuran & karakteristik elektris Jarlokat untuk berbagai layanan’ , kode dokumen STD/ANW/K-001/1998 yang dikeluarkan oleh RisTI. Alat ukur yang digunakan sesuai dengan parameter yang diukur misalnya untuk pengukuran redaman saluran dan crosstalk dapat menggunakan oscillator/generator dan level/power meter, pengukuran loop resistance dapat menggunakan wheatstone bridge atau multimeter. Dan saat ini telah banyak diproduksi alat ukur  terpadu yang portable, ringan, praktis tetapi sekaligus dapat mengukur beberapa parameter elektris kabel. Dengan menggunakan alat ukur multifungsi tersebut, dapat mempunyai keuntungan antara lain :
  1.     Dapat melakukan berbagai macam pengetesan dan medeteksi berbagai macam gangguan yang mungkin timbul dengan cepat.
  2.    Dengan dapat melakukan pengukuran beberapa parameter sekaligus dengan demikian teknisi dapat menemukan, mendiagnosa, memperbaiki dan mengembalikan kualitas/standar jarlokal secepat mungkin dengan demikian akan menurunkan waktu perbaikan.
  3.     Dapat pula mendiagnosa kualitas pair kabel mana yang dapat digunakan untuk layanan data dengan optimal.
  4.    Dengan bentuk yang kecil (handheld), ringan sehingga dapat dibawa dengan mudah serta dilengkapi fasilitas pengukuran yang cukup lengkap, maka teknisi diharapkan dapat meningkatkan produktifitas dan diharapkan pula kualitas layanan ke pelanggan dapat ditingkatkan pula.
Sebagai salah satu informasi tentang contoh alat ukur terpadu multi fungsi tersebut adalah alat test produk 3M Dynatel 965DSP.
 

Kesimpulan

  1.    Untuk meningkatkan kualitas layanan pelanggan serta meningkatkan citra perusahaan diperlukan kegiatan pemeliharaan jaringan kabel dengan cara melakukan pengukuran-pengukuran parameter performansi kabel.
  2.     Untuk dapat meningkatkan produktivitas teknisi dalam hal melayani pelanggan atau memperbaiki ‘waktu mati’ pelanggan dibutuhkan suatu alat ukur yang cukup memadahi dan sedapat mungkin mempunyai sebuah alat ukur multi fungsi yang bersifat portable sehingga dapat digunakan dalam kondisi apapun dan dimanapun.
  3.    Untuk saat ini didalam  pemilihan untuk pengadaan alat ukur jaringan kabel diusahakan tidak hanya dapat digunakan untuk layanan telepon saja tetapi juga untuk layanan data mengingat kecenderungan saat ini kabel telepon tidak hanya digunakan untuk layanan telepon tetapi juga untuk layanan multimedia.
 
Referensi 
  1.    Panduan pengukuran & karakteristik elektris Jarlokat untuk berbagai jenis layanan, Divisi RisTI Telkom, Bandung.
  2.    STEL K-008 tentang kabel tanah tanpa perisai berisolasi dan berselubung polietilen, berisi petrojeli, Divisi RisTI PT. Telkom.
  3.      Buku Pedoman Perencanaan Jaringan Lokal Akses Tembaga, Divisi RisTI Telkom, Bandung.
  4.      Buletin 3M INI TELECOM Edisi I/2000.
  5.      Berbagai Laporan hasil pengukuran kabel tembaga. n

No comments:

Post a Comment