Biro Investigasi Amerika Serikat (FBI) mulai melakukan
penyelidikan terhadap perusahaan telekomunikasi asal Cina, ZTE.
Perusahaan yang berbasis di Shenzen, Cina ini dituduh menjual sistem
peralatan komunikasi kepada Iran.
Dalam laporan yang dimuat Reuters, disebutkan ZTE telah menjual sistem pengawasan di darat, komunikasi mobile, dan internet. Padahal, perangkat tersebut merupakan sistem komputer Amerika yang dilarang untuk diekspor ke Iran, yang kini terus berkonflik dengan Amerika.
Sistem yang dijual ZTE ke Iran itu mencakup peranti keras dan lunak dari sejumlah perusahaan teknologi Amerika Serikat, seperti Microsoft, Hewlett-Packard, Oracle, Cisco, dan Dell. Perangkat-perangkat tersebut masuk dalam daftar embargo untuk dijual ke Iran.
Laporan Reuters itu sendiri berasal dari sebuah laman yang bernama The Smoking Gun yang memuat dokumen rahasia FBI. Dokumen tersebut bersumber dari wawancara FBI dengan Ashley Kyle Yablon, penasehat anak perusahaan ZTE di Amerika.
Dalam dokumen itu disebutkan Yablon melihat salinan kontrak ZTE dengan perusahaan telekomunikasi Iran. ZTE akan menyiasati embargo Amerika tersebut dan tetap bisa mengekporr perangkat ke Telecommunication.co, perusahaan Iran.
Melalui perusahaan lain, ZTE akan membeli peralatan telekomunikasi Amerika untuk dijual ke negara-negara yang terkena embargo. Tentang hal ini, juru bicara ZTE, David Shu, belum bersedia memberikan komentar.
Sejak Amerika memberlakukan sanksi internasional terhadap Iran, sejumlah perusahaan telekomunikasi, seperti Nokia Siemens Network, mulai mengurangi intensitas bisnisnya dengan Negeri Mullah tersebut.
Dalam laporan yang dimuat Reuters, disebutkan ZTE telah menjual sistem pengawasan di darat, komunikasi mobile, dan internet. Padahal, perangkat tersebut merupakan sistem komputer Amerika yang dilarang untuk diekspor ke Iran, yang kini terus berkonflik dengan Amerika.
Sistem yang dijual ZTE ke Iran itu mencakup peranti keras dan lunak dari sejumlah perusahaan teknologi Amerika Serikat, seperti Microsoft, Hewlett-Packard, Oracle, Cisco, dan Dell. Perangkat-perangkat tersebut masuk dalam daftar embargo untuk dijual ke Iran.
Laporan Reuters itu sendiri berasal dari sebuah laman yang bernama The Smoking Gun yang memuat dokumen rahasia FBI. Dokumen tersebut bersumber dari wawancara FBI dengan Ashley Kyle Yablon, penasehat anak perusahaan ZTE di Amerika.
Dalam dokumen itu disebutkan Yablon melihat salinan kontrak ZTE dengan perusahaan telekomunikasi Iran. ZTE akan menyiasati embargo Amerika tersebut dan tetap bisa mengekporr perangkat ke Telecommunication.co, perusahaan Iran.
Melalui perusahaan lain, ZTE akan membeli peralatan telekomunikasi Amerika untuk dijual ke negara-negara yang terkena embargo. Tentang hal ini, juru bicara ZTE, David Shu, belum bersedia memberikan komentar.
Sejak Amerika memberlakukan sanksi internasional terhadap Iran, sejumlah perusahaan telekomunikasi, seperti Nokia Siemens Network, mulai mengurangi intensitas bisnisnya dengan Negeri Mullah tersebut.
No comments:
Post a Comment