foto ilustrasi |
Hasbi Hasibuan, warga Desa Hutabaringin, Kamis (12/7/2012), mengatakan, baru kali ini lahannya menghasilkan cabai sebesar itu. Petani lain di desanya pun tidak pernah ada yang memanen cabai seperti di lahannya. Ukuran cabai jumbo itu lima kali dibanding cabai yang umumnya dipanen di Madina.
Selain ukurannya sangat panjang, cabai milik Hasbi juga memiliki keunggulan lain, di antaranya, batangnya lebih pendek dari tanaman cabai pada umumnya. Masa panennya pun relatif lebih singkat, yakni berkisar dua bulan. Selain itu, usia tanaman pascapanen tergolong lebih lama, yakni satu tahun lebih. Umumnya, tanaman cabai akan mati saat berusia tujuh bulan setelah masa panen.
Hasbi mengaku belum mengetahui jenis cabai yang ditanamnya. Anehnya lagi, dia tak pernah memberi perawatan khusus.
Sementara itu, Kadis Pertanian Kabupaten Madina, Taufik Zulhindra Ritonga, menilai, kemungkinan besar tanaman cabai milik Hasbi merupakan varietas unggul yang terbentuk akibat perkawinan berbagai jenis tanaman cabe berkualitas baik.
Atas keberhasilan Hasbi mengembangkan tanaman cabai varietas unggul tersebut, dinas pertanian berjanji akan mengembangkan tanaman cabai itu dalam skala besar, mengingat harga jual cabai cenderung tinggi dan dipastikan akan lebih menguntungkan para petani.
No comments:
Post a Comment