California: Penemuan ini memberikan angin segar bagi
calon ayah yang sudah berusia tua. Pria yang lebih tua yang mengkonsumsi
diet sehat yang kaya vitamin C, vitamin E, seng, dan folat bisa
meningkatkan kualitas DNA di sperma.
Studi baru ini diterbitkan dalam jurnal Fertility and Sterility. Menariknya, asupan mikronutrien yang lebih tinggi tidak meningkatkan DNA sperma pada pria yang lebih muda.
Para peneliti di US Department of Energy Lawrence Berkeley National Laboratory menyelidiki apakah diet dapat melindungi genom sperma dari efek merugikan dari penuaan, Selasa (28/8).
Para ilmuwan mempelajari sekitar 80 orang antara usia 20 dan 80 tahun dengan usia rata-rata 44 yang direkrut beberapa tahun yang lalu. Setiap peserta mengisi kuesioner 100 item untuk memperkirakan rata-rata asupan vitamin harian, baik dari makanan dan suplemen. Kualitas DNA sperma mereka juga dinilai melalui analisis laboratorium.
Asupan mikronutrien setiap relawan digolongkan ada yang rendah, sedang, atau tinggi didasarkan pada bagaimana mereka dibandingkan dengan peserta lainnya.
Asupan harian median, baik dari diet dan suplemen, adalah 162 miligram vitamin C, 23,7 miligram untuk vitamin E, 2.586 mikrogram untuk karoten, 475 gram untuk folat, dan 12,3 miligram untuk seng.
Banyak peserta yang dilaporkan sehat, yang mengkonsumsi mikronutrien jauh lebih sedikit daripada kecukupan gizi yang dianjurkan.
Para peneliti itu menganalisa beberapa data yang setiap kali datang dengan hasil yang sama. Diet tinggi antioksidan dan mikronutrien bisa menuruni risiko produksi sperma dengan kerusakan DNA, terutama pada pria yang lebih tua.
Secara khusus mereka menemukan pria yang lebih dari 44 tahun dan mengonsumsi banyak vitamin C sebanyak 20 persen sedikit mengalami kerusakan DNA dibandingkan yang tidak mengonsumsi. Setidaknya itu juga berlaku pada vitamin E, seng, dan folat.
"Tampaknya bahwa mengonsumsi lebih banyak mikronutrisi seperti vitamin C, E, Folate, dan zinc bisa membantu menghidupkan kembali jam pria yang lebih tua," ungkap Andy Wyrobek dari Divisi Life Sciences di Barkeley Lab.
"Ini berarti pria yang berisiko tinggi mengalami kerusakan DNA sperma karena usia lanjut, dapat melakukan sesuatu. Mereka dapat memastikan mengonsumsi cukup vitamin dan mikronutrien dalam makanan mereka atau melalui suplemen, "kata mereka.
Hasil penelitian itu mendukung teori bahwa diet yang sehat meningkatkan kesehatan reproduksi pada pria. Pada Maret, sebuah penelitian menemukan laki-laki yang mengkonsumsi makanan yang kaya lemak jenuh memiliki jumlah total sperma 35% lebih rendah dan konsentrasi 38% lebih rendah dibandingkan sperma pria yang makan paling sedikit.
Temuan itu juga menyarankan pria makan lebih banyak makanan yang kaya omega-3 lemak tak jenuh ganda yang bisa meningkatkan kesuburan.
Pada penelitian sebelumnya disebutkan ayah yang sudah berusia sangat berisiko memiliki anak yang autisme dan Schizophrenia. Hal ini bisa disebabkan ayah yang sudah tua mewariskan sebagian besar gen yang rusak.(counselheal/foodproductdesign/MEL)
Studi baru ini diterbitkan dalam jurnal Fertility and Sterility. Menariknya, asupan mikronutrien yang lebih tinggi tidak meningkatkan DNA sperma pada pria yang lebih muda.
Para peneliti di US Department of Energy Lawrence Berkeley National Laboratory menyelidiki apakah diet dapat melindungi genom sperma dari efek merugikan dari penuaan, Selasa (28/8).
Para ilmuwan mempelajari sekitar 80 orang antara usia 20 dan 80 tahun dengan usia rata-rata 44 yang direkrut beberapa tahun yang lalu. Setiap peserta mengisi kuesioner 100 item untuk memperkirakan rata-rata asupan vitamin harian, baik dari makanan dan suplemen. Kualitas DNA sperma mereka juga dinilai melalui analisis laboratorium.
Asupan mikronutrien setiap relawan digolongkan ada yang rendah, sedang, atau tinggi didasarkan pada bagaimana mereka dibandingkan dengan peserta lainnya.
Asupan harian median, baik dari diet dan suplemen, adalah 162 miligram vitamin C, 23,7 miligram untuk vitamin E, 2.586 mikrogram untuk karoten, 475 gram untuk folat, dan 12,3 miligram untuk seng.
Banyak peserta yang dilaporkan sehat, yang mengkonsumsi mikronutrien jauh lebih sedikit daripada kecukupan gizi yang dianjurkan.
Para peneliti itu menganalisa beberapa data yang setiap kali datang dengan hasil yang sama. Diet tinggi antioksidan dan mikronutrien bisa menuruni risiko produksi sperma dengan kerusakan DNA, terutama pada pria yang lebih tua.
Secara khusus mereka menemukan pria yang lebih dari 44 tahun dan mengonsumsi banyak vitamin C sebanyak 20 persen sedikit mengalami kerusakan DNA dibandingkan yang tidak mengonsumsi. Setidaknya itu juga berlaku pada vitamin E, seng, dan folat.
"Tampaknya bahwa mengonsumsi lebih banyak mikronutrisi seperti vitamin C, E, Folate, dan zinc bisa membantu menghidupkan kembali jam pria yang lebih tua," ungkap Andy Wyrobek dari Divisi Life Sciences di Barkeley Lab.
"Ini berarti pria yang berisiko tinggi mengalami kerusakan DNA sperma karena usia lanjut, dapat melakukan sesuatu. Mereka dapat memastikan mengonsumsi cukup vitamin dan mikronutrien dalam makanan mereka atau melalui suplemen, "kata mereka.
Hasil penelitian itu mendukung teori bahwa diet yang sehat meningkatkan kesehatan reproduksi pada pria. Pada Maret, sebuah penelitian menemukan laki-laki yang mengkonsumsi makanan yang kaya lemak jenuh memiliki jumlah total sperma 35% lebih rendah dan konsentrasi 38% lebih rendah dibandingkan sperma pria yang makan paling sedikit.
Temuan itu juga menyarankan pria makan lebih banyak makanan yang kaya omega-3 lemak tak jenuh ganda yang bisa meningkatkan kesuburan.
Pada penelitian sebelumnya disebutkan ayah yang sudah berusia sangat berisiko memiliki anak yang autisme dan Schizophrenia. Hal ini bisa disebabkan ayah yang sudah tua mewariskan sebagian besar gen yang rusak.(counselheal/foodproductdesign/MEL)
No comments:
Post a Comment