Ketua Partai Oposisi Israel, Kadima mengirimkan surat
terbuka kepada perdana menteri Israel dan meminta penjelasan terkait
keinginannya secara sepihak untuk menyerang Iran.
Menurut Kantor Berita Qodsna (23/8), Radio Israel melaporkan, Ketua Partai Kadima, Shaul Mofaz meminta penjelasan dari Benyamin Netanyahu, Perdana Menteri Zionis Israel terkait keinginannya untuk menyerang instalasi nuklir Iran.
Mofaz juga mencela Benyamin Netanyahu dan Ehud Barak, Menteri Peperangan Israel karena mereka mengklaim bila Israel menyerang Iran, maka akibat serangan balasan Iran hanya sekitar 300 hingga 500 warga Israel yang akan menjadi korban. Ia menyebut pernyataan itu bohong dan memperingatkan bahwa jumlah korban akan sangat besar serta merugikan front internal Israel.
Dalam surat terbukanya, Saul Mofaz juga meminta kepada Netanyahu agar tidak menunda penyelenggaraan pertemuan bulanannya dengan para pemimpin oposisi bila telah disepakati dalam bentuk undang-undang. Ia secara pribadi meminta penyelenggaraan pertemuan bulanan itu tidak ada pengunduran dan meminta dilakukan pembahasan secara khusus terkait keinginannya menyeret Israel dalam perang.
Menurut Kantor Berita Qodsna (23/8), Radio Israel melaporkan, Ketua Partai Kadima, Shaul Mofaz meminta penjelasan dari Benyamin Netanyahu, Perdana Menteri Zionis Israel terkait keinginannya untuk menyerang instalasi nuklir Iran.
Mofaz juga mencela Benyamin Netanyahu dan Ehud Barak, Menteri Peperangan Israel karena mereka mengklaim bila Israel menyerang Iran, maka akibat serangan balasan Iran hanya sekitar 300 hingga 500 warga Israel yang akan menjadi korban. Ia menyebut pernyataan itu bohong dan memperingatkan bahwa jumlah korban akan sangat besar serta merugikan front internal Israel.
Dalam surat terbukanya, Saul Mofaz juga meminta kepada Netanyahu agar tidak menunda penyelenggaraan pertemuan bulanannya dengan para pemimpin oposisi bila telah disepakati dalam bentuk undang-undang. Ia secara pribadi meminta penyelenggaraan pertemuan bulanan itu tidak ada pengunduran dan meminta dilakukan pembahasan secara khusus terkait keinginannya menyeret Israel dalam perang.
No comments:
Post a Comment