3.9.12

Wanita Kampanyekan Stop Donor Sperma

 Seorang ibu meminta agar pihak berwenang menghentikan suaminya menyumbangkan spermanya. Ia percaya donor sperma bisa menjadi "bumerang" dalam kehidupan keluarganya.

Suaminya secara suka rela menyumbangkan sampel air maninya kepada klinik terdaftar setelah menderita Post Traumatic Stress Disorder usai kelahiran anak mereka.

Imbauan itu disampaikan seorang ibu dari Surrey, Inggris, yang tak disebutkan namanya kepada Human Fertilisation and Embryology.


Menurutnya, seharusnya dalam donor sperma, istri atau pasangan pendonor ditanyakan tentang padangan mereka dan persetujuan karena sperma adalah "aset perkawinan".

Pada 2005, peraturan dilarangnya donor tanpa nama diperkenalkan. Si pendonor harus menyertakan nama dan alamat. Para istri khawatir cara itu bisa mengganggu keluarga dan anak-anak, khususnya jika anak-anak dari sperma donor itu datang ke keluarga mereka.(marieclaire/MEL)

No comments:

Post a Comment