LAHORE - Seorang perempuan Prancis yang berada
di Pakistan terlelap dalam perjalanan pulangnya. Tanpa disadari,
pesawat yang ditumpanginya mendarat di Paris dan kembali lagi ke
Pakistan.
Seperti diberitakan BBC, Selasa (28/8/2012), Patrice Ahmed meninggalkan Kota Lahore, Pakistan untuk pulang ke Negeri Mode. Ketika pesawat itu sudah mendarat di Paris, perempuan yang menikah dengan warga Pakistan itu masih tertidur dan tidak ada satupun petugas yang membangunkannya.
Maskapai Pakistan InternaTional Airlines menyelidiki peristiwa ini. Mereka mencari tahu, apa yang menyebabkan para petugas di Bandara Charles de Gaulle, Prancis, tidak sadar bahwa ada perempuan yang tertinggal di cabin pesawat.
Ahmed terbangun dari tidurnya setelah dirinya sampai di kantor imigrasi Lahore, Pakistan. Pakistan International Airlines langsung menjadwalkan ulang keberangkatan Ahmed dari Pakistan ke Prancis.
Juru bicara Pakistan Airlines Sultan Hasan mengatakan, proses penyelidikan itu masih berlangsung. Pihak Prancis juga harus bertanggung jawab akan hal ini.
"Bila ada kesalahan yang dibuat oleh perusahaan, mereka akan membayarnya, dan bila kesalahan itu murni dilakukan Ahmed, dialah yang harus menanggung biaya kepulangannya," ujar Hasan.(AUL)
Seperti diberitakan BBC, Selasa (28/8/2012), Patrice Ahmed meninggalkan Kota Lahore, Pakistan untuk pulang ke Negeri Mode. Ketika pesawat itu sudah mendarat di Paris, perempuan yang menikah dengan warga Pakistan itu masih tertidur dan tidak ada satupun petugas yang membangunkannya.
Maskapai Pakistan InternaTional Airlines menyelidiki peristiwa ini. Mereka mencari tahu, apa yang menyebabkan para petugas di Bandara Charles de Gaulle, Prancis, tidak sadar bahwa ada perempuan yang tertinggal di cabin pesawat.
Ahmed terbangun dari tidurnya setelah dirinya sampai di kantor imigrasi Lahore, Pakistan. Pakistan International Airlines langsung menjadwalkan ulang keberangkatan Ahmed dari Pakistan ke Prancis.
Juru bicara Pakistan Airlines Sultan Hasan mengatakan, proses penyelidikan itu masih berlangsung. Pihak Prancis juga harus bertanggung jawab akan hal ini.
"Bila ada kesalahan yang dibuat oleh perusahaan, mereka akan membayarnya, dan bila kesalahan itu murni dilakukan Ahmed, dialah yang harus menanggung biaya kepulangannya," ujar Hasan.(AUL)
No comments:
Post a Comment